Tangkal Pagebluk, Warga Desa Ini Ramai-Ramai Bakar Garam Depan Rumah

Masa Pandemi ini, dengan tradisi atau kearifan lokal, semoga Pandemi akibat virus Covid-19 bisa selesai

SurabayaPostNews – Matahari mulai tenggelam di Ufuk barat, pun langit mulai memerah pertanda kumandang Adzan segera menggema di seluruh pelosok kampung.

Tungku api mulai dinyalakan di masing-masing rumah. Warga pedukuhan pun siap-siap membuat pengasapan dengan membakar Garam. Metode Ini merupakan kearifan lokal yang dipercaya dapat menangkal Pagebluk atau (Wabah).

Adalah Dusun Bongso Wetan, Desa Pengalangan, Kecamatan Menganti, Gresik. Suatu pedukuhan di ujung barat perbatasan Surabaya.

Menjelang senja, Mayoritas warga desa membuat perapian dengan metode tabur garam. Asap garam yang dibakar terlihat mengepul, membumbung disertai asa dan doa, hal itu disugestikan dapat menangkal Pagebluk atau mematikan sel-sel wabah.

Kastar (51), Salah seorang warga Bongso Wetan, menerangkan, metode pengasapan menggunkan garam laut merupakan kearifan lokal yang digetuk tularkan (dikisahkan) oleh para pendahulu sesepuh kampung.

“Menurut leluhur kita, bila ada wabah itu disuruh membakar garam di depan rumah, (dengan) harapan-nya wabah itu segera sirna,” ungkapnya pada SurabayaPost.

Dalam massa Pandemi ini, lanjut Kastar, selain mengangkat kearifan lokal juga harus tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah. Ia pun berharap, Pandemi akan segera berlalu.

“Masa Pandemi ini, dengan tradisi atau kearifan lokal, semoga Pandemi akibat virus Covid-19 bisa selesai,”harapnya.

Suasana Warga Desa Pengalangan menyambut hari raya idul adha, mereka menziarahi makam leluhur, kerabat atau saudara yang telah meninggal/foto: Edi

Dikesempatan yang sama, Kepala desa Pengalangan Ahyar Abdul Muthalib mengaku tidak mengetahui asal muasal tradisi bakar garam laut dalam menghadapi wabah.

Fenomena bakar garam laut secara serentak oleh warga itu baru dijumpainya akhir-akhir ini (selama Pandemi).

“Dibilang budaya, saya juga taunya baru saat (malam) kemarin,”singkat Muthalib.

Perapian dengan metode tabur garam laut ini serentak dilakukan oleh mayoritas warga Dusun Bongso Wetan maupun Pengalangan, kearifan lokal ini dipercaya dapat menangkal Pagebluk/foto: Edi

Meski belum diuji secara ilmiah, namun metode pengasapan garam laut ini pernah dilakukan beberapa ahli sewaktu terjadi wabah flu burung pada era 90 an.

Pernyataan itu diungkap oleh Rasmono, seorang dokter ahli herbal di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Diawal-awal Pandemi, Rasmono bahkan telah melakukan metode ini, meskipun pengasapan yang ia buat tidak hanya menggunakan garam, melainkan dicampur (mix) dengan tembakau jenis divine.

“Sebetulnya saya hanya meneruskan apa yang sudah dilakukan Dr.Greta Zahar dan Prof Sutiman Bambang Sumitro,” terang Rasmono
@ [Edi/AF]

Leave A Reply

Your email address will not be published.