Satu Orang Dokter Di Surabaya Meninggal, 212 Lainnya Terkonfirmasi Positif Covid-19

Dokter Aliy Akbar meninggal di Ruang Intensif Khusus (RIK 1) RSUD Dr Soetomo Surabaya setelah berjuang melawan COVID- 19

SurabayaPostNews.Com – Salah satu Dokter yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Unair – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dilaporkan menghembuskan nafas terkahir pada Kamis pagi (8/7/21) sekitar pukul 08:15 WIB.

Adalah Dokter Aly Akbar, ia merupakan PPDS Obgin FK Unair angkatan tahun tahun 2019.

Dokter Aliy Akbar meninggal di Ruang Intensif Khusus (RIK 1) RSUD Dr Soetomo Surabaya setelah berjuang melawan COVID- 19.

Meninggalnya Dokter Aly merupakan pukulan mendalam bagi universitas, khususnya Fakultas Kedokteran. Pernyataan itu diutarakan oleh Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi dan Informasi Unair, dr. Miftahussurur.

Mendiang Dokter Aly, menurut Miftah, banyak memberikan sumbangsih pada penelitian dan pelayanan kesehata.

“Unair kembali kehilangan salah satu pengabdinya yang selalu memberikan sumbangsih pada penelitian dan pelayanan kesehatan,”katanya.

Pihak Fakultas, sambung Miftah, memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi Almarhum atas kontribusinya selama ini.

“Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan terima kasih sebesar-besarnya atas kontribusinya di Unair selama menjalani pendidikan,”kata Miftah.

Sementara, laporan yang diterima Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya menyebutkan, total tercatat 212 tenaga dokter di wilayah Kota Surabaya terkonfirmasi positif COVID-19.

Jumlah itu dimulai sejak pandemi virus corona jenis baru yang muncul diawal tahun 2020.

Dari jumlah tersebut terhitung hanya tenaga dokter, dan belum termasuk tenaga Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), perawat, tenaga pemulasaraan dan lain-nya.

Tenaga kesehatan yang ada disurabaya dipastikan telah memberikan pelayanan terbaik. Namun jumlah tenaga medis tidak sebanding dengan lonjakan kasus yang meledak-ledak.

“kapasitas tenaga tidak sebanding dengan kasus melonjak maka mengakibatkan pelayanan tidak optimal. Sehingga tenaga kesehatan pun satu per satu tumbang,” papar Ketua IDI Kota Surabaya Dr. dr. Brahmana Askandar Tjokroprawiro Sp.OG K-Onk.

Leave A Reply

Your email address will not be published.